Sabtu, 29 Oktober 2011

cara membuat antivirus

:
- Penulis TIDAK bertanggung jawab atas penggunaan maupun penyalahgunaan dari artikel ini.
- Tujuan dibuat artikel HANYA untuk BAHAN PEMBELAJARAN saja.
- Penggunaan nama, merek, atau logo hanya sebagai CONTOH dan REFERENSI saja, TIDAK ada maksud mempromosikan pihak tertentu.
- Penulis mohon maaf apabila seluruh/sebagian dari isi artikel ini sudah tersirat dalam
artikel sejenis lainnya.
  • Pengantar
Sekarang kehadiran para virus maker (-selanjutnya disingkat jadi VM saja) lokal telah membuat gerah para user komputer tanah air. Bisa dibayangkan bila dari sekian banyak virus lokal tidak satu-dua yang menghancurkan data (terutama bagi file office; word, excel, dll…). Bagi para vendor Anti Virus (-selanjutnya disingkat menjadi AV saja) fenomena ini adalah lahan bisnis untuk produk mereka. Sebut saja NORMAN, yang kini men-support perusahaan konsultan virus lokal (-VAKSIN.COM), Symantec, McAffe, NOD32, dan sebagainya. Dengan menawarkan update definisi software AV tercepat, engine scanner paling sensitif, dan lain-lain merupakan kiat untuk memancing para korban virus membeli dan menggunakan software AV mereka.
Bagi penulis sendiri hal ini memang agak memberatkan mengingat update file definisi atau engine AV tsb haruslah melalui koneksi internet. Lalu bagaimana yang tidak mempunyai akses sama sekali? Konsekuensinya ialah tertinggal dalam hal pengenalan varian virus baru yang pada ujung-ujungnya membuat AV yang sudah terinstall bagai ‘Macan Ompong’.
Kalau kita membuat AV sendiri bagaimana? dengan database definisi yang bisa diupdate oleh kita bahkan dapat saling tukar dengan teman? Bisa saja, dengan syarat mau mempelajari sedikit teknik pemograman :D.
Pertama kita harus mengerti bagaimana cara kerja sebuah AV sederhana, pada dasarnya sebuah software AV mempunyai komponen-komponen :
1.Engine scanner, ini merupakan komponen utama AV dalam mengenali sebuah pattern virus. Engine ini dapat dikelompokkan menjadi statis dan dinamis. Statis dalam hal ini dapat disebut menjadi spesifik terhadap pattern tertentu dari sebuah file virus. Checksum merupakan salah satu contoh dari engine statis ini. Dinamis dalam artian dia mengenali perilaku ‘umum’ sebuah virus. Heuristic menjadi salah satu contohnya.
2.Database definition, menjadi sebuah referensi dari sebuah pattern file virus. Engine statis sangat bergantung kepada komponen ini.
3.Decompress atau unpacking engine, khusus untuk pengecekan file-file yang terkompresi (*.rar, *.zip, dll) atau kompresi atau packing untuk file PE seperti UPX, MeW , dll.
Tidak jarang hasil dari pengecekan terhadap file suspect virus menghasilkan false-positive bahkan false-negative (- false-positive berarti file yang bersih dianggap thread oleh AV, dan false-negative berarti file yang 100% thread akan dianggap bersih). Semua itu dapat diakibatkan oleh ketidak-sempurnaan dari engine scanner itu sendiri. Misal pada contoh kasus Engine String scanner (-Engine scanner yang menyeleksi string-string dari file text-based), bila diterapkan rule 3 out of 5 (- bila AV menemukan 3 dari daftar 5 string kategori malicious) maka AV akan memberikan bahwa file terindikasi sebuah thread yang positif. Padahal file tsb nyatanya tidak menimbulkan efek berbahaya bila dijalankan atau dieksekusi. Kesalahan scanning macam ini lazim ditemukan untuk file-file *.VBS, *.HTML, dll. Untuk penggunaan engine checksum sangat banyak ditemui di beberapa software AV lokal. Checksum yang lazim digunakan diantaranya CRC16, CRC32, MD5, dll. Dikarenakan mudah untuk diimplementasikan. Engine ini sendiri bukannya tanpa cacat, Checksum bekerja dengan memproses byte demi byte dari sebuah file dengan sebuah algoritma tertenu (- tergantung dari jenis checksum yang digunakan) sehingga menghasilkan sebuah format tertentu dari file tsb. Contoh checksum menggunakan CRC32 dan MD5 :
* calCrc = CRC32(file_name_and_path)
* calMD5 = MD5(file_name_and_path)
Maka isi dari string calCrc adalah 7AF9E376, sedangkan untuk MD5nya adalah 529CA8050A00180790CF88B63468826A. Perlu diketahui bila virus menerapkan rutin yang mengubah byte tertentu dari badan virus tsb setiap kali maka penggunaan engine checksum ini akan kurang optimal karena bila 1 byte berubah dari file maka checksum juga akan berubah.
Mari kita belajar membuat sebuah AV sederhana, yang diperlukan :
1. Software Visual Basic 6.0
2. Sedikit pemahaman akan pemograman Visual Basic 6.0
3. Sampel file bersih atau virus (- opsional)
  • First

Sekarang kita akan belajar membuat sebuah rutin sederhana untuk :
- Memilih file yang akan dicek
- Membuka file tersebut dalam mode binary
- Memproses byte demi byte untuk menghasilkan Checksum
Buka MS-Visual Basic 6.0 anda, lalu buatlah sebuah class module dan Form dengan menambahkan sebuah objek Textbox, CommonDialog dan Command Button. (Objek CommonDialog dapat ditambahkan dengan memilih Project -> COmponent atau Ctrl-T dan memilih Microsoft Common Dialog Control 6.0). Ketikkan kode berikut pada class module (kita beri nama class module tsb clsCrc) :
================= START HERE ====================
Private crcTable(0 To 255) As Long ‘crc32
Public Function CRC32(ByRef bArrayIn() As Byte, ByVal lLen As Long, Optional ByVal lcrc As Long = 0) As Long
‘bArrayIn adalah array byte dari file yang dibaca, lLen adalah ukuran atau size file
Dim lCurPos As Long ‘Current position untuk iterasi proses array bArrayIn
Dim lTemp As Long ‘variabel temp hasil perhitungan
If lLen = 0 Then Exit Function ‘keluar fungsi apabila ukuran file = 0
lTemp = lcrc Xor &HFFFFFFFF
For lCurPos = 0 To lLen
lTemp = (((lTemp And &HFFFFFF00) &H100) And &HFFFFFF) Xor (crcTable((lTemp And 255) Xor bArrayIn(lCurPos)))
Next lCurPos
CRC32 = lTemp Xor &HFFFFFFFF
End Function
Private Function BuildTable() As Boolean
Dim i As Long, x As Long, crc As Long
Const Limit = &HEDB88320
For i = 0 To 255
crc = i
For x = 0 To 7
If crc And 1 Then
crc = (((crc And &HFFFFFFFE) 2) And &H7FFFFFFF) Xor Limit
Else
crc = ((crc And &HFFFFFFFE) 2) And &H7FFFFFFF
End If
Next x
crcTable(i) = crc
Next i
End Function
Private Sub Class_Initialize()
BuildTable
End Sub
================= END HERE ====================
Lalu ketikkan kode berikut dalam event Command1_Click :
================= START HERE ====================
Dim namaFileBuka As String, HasilCrc As String
Dim CCrc As New clsCrc ‘bikin objek baru dari class ClsCrc
Dim calCrc As Long
Dim tmp() As Byte ‘array buat file yang dibaca
Private Sub Command1_Click()
CommonDialog1.CancelError = True ‘error bila user mengklik cancel pada CommonDialog
CommonDialog1.DialogTitle = “Baca File” ‘Caption commondialog
On Error GoTo erorhandle ‘label error handle
CommonDialog1.ShowOpen
namafilbuka = CommonDialog1.FileName
Open namafilbuka For Binary Access Read As #1 ‘buka file yang dipilih dengan akses baca pada mode binary
ReDim tmp(LOF(1)) As Byte ‘deklarasi ulang untuk array
Get #1, , tmp()
Close #1
calCrc = UBound(tmp) ‘mengambil ukuran file dari array
calCrc = CCrc.CRC32(tmp, calCrc) ‘hitung CRC
HasilCrc = Hex(calCrc) ‘diubah ke format hexadesimal, karena hasil perhitungan dari class CRC masih berupa numeric
Text1.Text = HasilCrc ‘tampilkan hasilnya
Exit Sub
erorhandle:
If Err.Number <> 32755 Then MsgBox Err.Description ‘error number 32755 dalah bila user mengklik tombol cancel pada saat memilih file
================= END HERE ====================
Coba anda jalankan program diatas dengan memencet tombol F5, lalu klik Command1 untuk memilih dan membuka file. Maka program akan menampilkan CRC32nya.
  • Second

Kode diatas dapat kita buat menjadi sebuah rutin pengecekan file suspect virus dengan antara membandingkan hasil CRC32nya dan database CRC kita sendiri. Algoritmanya adalah :
- Memilih file yang akan dicek
- Membuka file tersebut dalam mode binary
- Memproses byte demi byte untuk menghasilkan Checksum
- Buka file database
- Ambil isi file baris demi baris
- Samakan Checksum hasil perhitungan dengan checksum dari file
Format file database dapat kita tentukan sendiri, misal :
- FluBurung.A=ABCDEFGH
- Diary.A=12345678
Dimana FluBurung.A adalah nama virus dan ABCDEFGH dalah Crc32nya. Jika kita mempunyai format file seperti diatas, maka kita perlu membaca file secara sekuensial per baris serta memisahkan antara nama virus dan Crc32nya. Dalam hal ini yang menjadi pemisah adalah karakter ‘=’.
Buat 1 module baru (- diberi nama module1) lalu isi dengan kode :
================= START HERE ====================
Public namaVirus As String, CrcVirus As String ‘deklarasi variabel global untuk nama dan CRC virus
Public pathExe as String ‘deklarasi variabel penyimpan lokasi file EXE AV kita
Public Function cariDatabase(Crc As String, namaFileDB As String) As Boolean
Dim lineStr As String, tmp() As String ‘variabel penampung untuk isi file
Open namaFileDB For Input As #1 ‘buka file dengan mode input
Do
Line Input #1, lineStr
tmp = Split(lineStr, “=”) ‘pisahkan isi file bedasarkan pemisah karakter ‘=’
namaVirus = tmp(0) ‘masukkan namavirus ke variabel dari array
CrcVirus = tmp(1) ‘masukkan Crcvirus ke variabel dari array
If CrcVirus = Crc Then ‘bila CRC perhitungan cocok/match dengan database
cariDatabase = True ‘kembalikan nilai TRUE
Exit Do ‘keluar dari perulangan
End If
Loop Until EOF(1)
Close #1
End Function
================= END HERE ====================
Lalu tambahkan 1 objek baru kedalam Form, yaitu Command button2. lalu ketikkan listing kode berikut kedalam event Command2_Click :
================= START HERE ====================
If Len(App.Path) <= 3 Then ‘bila direktori kita adalah root direktori
pathEXE = App.Path
Else
pathEXE = App.Path & “”
End If
CommonDialog1.CancelError = True ‘error bila user mengklik cancel pada CommonDialog
CommonDialog1.DialogTitle = “Baca File” ‘Caption commondialog
On Error GoTo erorhandle ‘label error handle
CommonDialog1.ShowOpen
namafilbuka = CommonDialog1.FileName
Open namafilbuka For Binary Access Read As #1 ‘buka file yang dipilih dengan akses baca pada mode binary
ReDim tmp(LOF(1)) As Byte ‘deklarasi ulang untuk array
Get #1, , tmp()
Close #1
calCrc = UBound(tmp) ‘mengambil ukuran file dari array
calCrc = CCrc.CRC32(tmp, calCrc) ‘hitung CRC
HasilCrc = Hex(calCrc) ‘diubah ke format hexadesimal, karena hasil perhitungan dari class CRC masih berupa numeric
If cariDatabase(HasilCrc, pathEXE & “DB.txt”) Then ‘bila fungsi bernilai TRUE
MsgBox “Virus ditemukan : ” & namaVirus ‘tampilkan message Box
End If
Exit Sub
erorhandle:
If Err.Number <> 32755 Then MsgBox Err.Description ‘error number 32755 dalah bila user mengklik tombol cancel pada saat memilih file
================= END HERE ====================
Fitur AV sederhana ini dapat ditambahkan dengan fitur process scanner, akses registry, real-time protection (RTP) dan lain lain. Untuk process scanner pada dasarnya adalah teknik enumerasi seluruh proses yang sedang berjalan pada Sistem Operasi, lalu mencari letak atau lokasi file dan melakukan proses scanning. Fitur akses registry memungkinkan kita untuk mengedit secara langsung registry windows apabila akses terhadap registry (-Regedit) diblok oleh virus. Sedangkan fitur RTP memungkinkan AV kita berjalan secara simultan dengan windows explorer untuk mengscan direktori atau file yang sedang kita browse atau lihat. Untuk ketiga fitur lanjutan ini akan dibahas pada artikel selanjutnya.
  • Kesimpulan
Tidak harus membeli software AV yang mahal untuk menjaga komputer kita dari ancaman virus, kita bisa membuatnya sendiri dengan fitur-fitur yang tak kalah bagusnya. Memang terdapat ketidaksempurnaan dalam AV buatan sendiri ini, tetapi setidaknya dapat dijadikan pencegah dari infeksi virus komputer yang semakin merajalela. Software AV sederhana ini dilengkapi oleh engine scanner statis dan database definisi. Tidak tertutup kemungkinan software AV ini ditingkatkan lebih advanced dalam hal engine scannernya.

Pemantulan Cahaya

PEMANTULAN CAHAYA

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik dan dapat merambat dalam  ruang hampa udara. Cepat rambat cahaya di ruang hampa udara (vakum) adalah 3 ×108 m/s. Benda-benda yang memancarkan cahaya, misalnya: bintang, matahari, lampu TL, lampu teplok, nyala lilin dan sebagainya.disebut  sumber cahaya. Sedangkan benda-benda yang tidak dapat memancarkan cahaya
sendiri, misalnya: planet, bulan, batu, tanah dan sebagainya termasuk  bukan sumber cahaya (benda gelap).  
A.  Pemantulan Cahaya dan Cermin 
1).  Hukum Pemantulan Cahaya
Hukum pemantulan cahaya sebagaimana dikemukakan oleh
Snellius adalah sebagai berikut:
a.  sinar datang, sinar pantul  dan garis normal terletak pada satu bidang datar
b.  sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pemantulan terdiri dari 2 macam yaitu,  pemantulan teratur dan pemantulan tidak teratur. Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi pada permukaan yang rata (halus), misalnya: pada cermin datar, dan sinar pantulnya berupa garis-garis sejajar.. Sedangkan pemantulan tidak teratur adalah pemantulan yang terjadi pada permukaan tidak rata, dan sinar pantulnya berupa garis-garis yang tidak sejajar.
2).  Cermin Datar
Cermin datar.adalah kaca yang salah satu permukaannya dilapisi amalgam perak. Cermin datar dapat memantulkan seluruh berkas cahaya yang jatuh kepadanya.  Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
datar adalah :
a. Tegak
b. Simetris, yaitu sama bentuk dan sama tinggi dengan bendanya
c. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
d.  Bayangan bersifat maya atau semu
e. Berkebalikan (bertukar) sisi, yaitu bagian kanan benda menjadi
bagian kiri bayangan.

3). Cermin Cekung
                Cermin cekung adalah benda yang terbuat dari kaca atau logam dengan permukaan yang mengkilap dan melengkung ke dalam. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar atau konvergen. Disebut cermin cekung karena bidang pantulnya mempunyai permukaan melengkung ke dalam.  Titik potong berpusatnya sinar-sinar pantul disebut titik fokus. 
Bagian-bagian cermin cekung:





                                                                        Gambar . Bagian cermin cekung
Keterangan:
P = Titik pusat kelengkungan cermin  PO = R = jari-jari
F = Titik fokus    FO = f = jarak titik fokus
O = Titik utama bidang cermin  R = ½ f
Sumbu utama adalah garis yang melalui titik pusat kelengkungan dan titik utama bidang cermin.
Ruang I adalah daerah antara fokus sampai titik utama (FO)
Ruang II adalah daerah antara titik pusat kelengkungan sampai fokus (PF)
Ruang III adalah daerah bagian kiri pusat kelengkungan cermin cekung
Pemantulan pada cermin cekung berlaku tiga sinar istimewa.
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F)
b. Sinar datang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama
c. Sinar datang melalui pusat kelengkungan (P) dipantulkan kembali berimpit dengan sinar datang karena berkas sinar datang tersebut tegak lurus.
Bayangan yang terbentuk pada cermin cekung ada dua macam:
a. Bayangan nyata (riil)
• Jika benda terletak di ruang II dan III
• Terjadi dari perpotongan sinar-sinar pantul yang mengumpul (konvergen)
• Bayangan terletak di depan cermin
• Bayangan dapat ditangkap dengan layar
                                                                                                                                                                                                                                                



b. Bayangan maya (virtual)
• Jika benda terletak di ruang I (OF)
• Terjadi dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar  pantul yang menyebar (divergen)
• Bayangan terletak di belakang cermin
• Dapat dilihat secara langsung, tetapi tidak dapat  ditangkap dengan layar
Contoh:




                 Gambar . Bayangan maya yang terbentuk pada cermin cekung
Hubungan antara jarak titik fokus (f), jarak benda  (So) dan jarak bayangan (Si) secara matematis dinyatakan dengan persamaan:

dimana,   
 f = ½ R adalah jarak titik api (cm)
 So adalah jarak benda terhadap cermin (cm)
 Si  adalah jarak bayangan terhadap cermin (cm)
Apabila bayangan yang dihasilkan maya maka Si  dinyatakan dengan nilai negatif(-)
Rumus perbesaran bayangan:
 


dimana,
 M adalah perbesaran
 hi adalah tinggi bayangan
 ho adalah tinggi benda

4). Cermin Cembung
    Cermin cembung adalah benda yang terbuat dari kaca atau logam
dengan permukaan yang mengkilap dan melengkung keluar. Cermin cembung
bersifat menyebarkan sinar (divergen). Disebut cermin cembung karena bidang
pantulnya mempunyai permukaan melengkung keluar.
Cermin cembung juga mempunyai tiga sinar istimewa.
a. Sinar datang (jatuh) sejajar sumbu utama , dipantulkan seakan-akan berasal dari titik focus utama.
b. Sinar datang yang seakan-akan menuju titik api utama, dipantulkan sejajar sumbu utama 
c. Sinar datang yang seolah-olah menuju titik pusat kelengkungan (P)
dipantulkan berimpit, karena sinar datang ini tegak lurus terhadap cermin.
       Pada cermin cembung tidak ada pembagian ruang karena dimanapun benda diletakkan (didepan cermin) akan selalu membentuk bayangan maya.










Sifat bayangan yang terjadi adalah bayangan di belakang cermin, maya,
           tegak, diperkecil. Cermin cembung biasa dipakai sebagai kaca spion kendaraan.
Hubungan antara jarak titik fokus (f), jarak benda (So) dan jarak bayangan
(Si) secara matematis dinyatakan dengan persamaan:

Fhhggfg          hgtghhgygbytioryhjhu0pou     jhhikt8kt,yjhdimana,   
 f = ½ R adalah jarak titik api (cm)
 So adalah jarak benda terhadap cermin (cm)
 Si  adalah jarak bayangan terhadap cermin, dinyatakan dengan nilai negatif (cm)
Rumus perbesaran bayangan:

Pemantulan Cahaya

PEMANTULAN CAHAYA

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik dan dapat merambat dalam  ruang hampa udara. Cepat rambat cahaya di ruang hampa udara (vakum) adalah 3 ×108 m/s. Benda-benda yang memancarkan cahaya, misalnya: bintang, matahari, lampu TL, lampu teplok, nyala lilin dan sebagainya.disebut  sumber cahaya. Sedangkan benda-benda yang tidak dapat memancarkan cahaya
sendiri, misalnya: planet, bulan, batu, tanah dan sebagainya termasuk  bukan sumber cahaya (benda gelap).  
A.  Pemantulan Cahaya dan Cermin 
1).  Hukum Pemantulan Cahaya
Hukum pemantulan cahaya sebagaimana dikemukakan oleh
Snellius adalah sebagai berikut:
a.  sinar datang, sinar pantul  dan garis normal terletak pada satu bidang datar
b.  sudut datang sama dengan sudut pantul.
Pemantulan terdiri dari 2 macam yaitu,  pemantulan teratur dan pemantulan tidak teratur. Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi pada permukaan yang rata (halus), misalnya: pada cermin datar, dan sinar pantulnya berupa garis-garis sejajar.. Sedangkan pemantulan tidak teratur adalah pemantulan yang terjadi pada permukaan tidak rata, dan sinar pantulnya berupa garis-garis yang tidak sejajar.
2).  Cermin Datar
Cermin datar.adalah kaca yang salah satu permukaannya dilapisi amalgam perak. Cermin datar dapat memantulkan seluruh berkas cahaya yang jatuh kepadanya.  Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
datar adalah :
a. Tegak
b. Simetris, yaitu sama bentuk dan sama tinggi dengan bendanya
c. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
d.  Bayangan bersifat maya atau semu
e. Berkebalikan (bertukar) sisi, yaitu bagian kanan benda menjadi
bagian kiri bayangan.

3). Cermin Cekung
                Cermin cekung adalah benda yang terbuat dari kaca atau logam dengan permukaan yang mengkilap dan melengkung ke dalam. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar atau konvergen. Disebut cermin cekung karena bidang pantulnya mempunyai permukaan melengkung ke dalam.  Titik potong berpusatnya sinar-sinar pantul disebut titik fokus. 
Bagian-bagian cermin cekung:





                                                                        Gambar . Bagian cermin cekung
Keterangan:
P = Titik pusat kelengkungan cermin  PO = R = jari-jari
F = Titik fokus    FO = f = jarak titik fokus
O = Titik utama bidang cermin  R = ½ f
Sumbu utama adalah garis yang melalui titik pusat kelengkungan dan titik utama bidang cermin.
Ruang I adalah daerah antara fokus sampai titik utama (FO)
Ruang II adalah daerah antara titik pusat kelengkungan sampai fokus (PF)
Ruang III adalah daerah bagian kiri pusat kelengkungan cermin cekung
Pemantulan pada cermin cekung berlaku tiga sinar istimewa.
a. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F)
b. Sinar datang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama
c. Sinar datang melalui pusat kelengkungan (P) dipantulkan kembali berimpit dengan sinar datang karena berkas sinar datang tersebut tegak lurus.
Bayangan yang terbentuk pada cermin cekung ada dua macam:
a. Bayangan nyata (riil)
• Jika benda terletak di ruang II dan III
• Terjadi dari perpotongan sinar-sinar pantul yang mengumpul (konvergen)
• Bayangan terletak di depan cermin
• Bayangan dapat ditangkap dengan layar
                                                                                                                                                                                                                                                



b. Bayangan maya (virtual)
• Jika benda terletak di ruang I (OF)
• Terjadi dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar  pantul yang menyebar (divergen)
• Bayangan terletak di belakang cermin
• Dapat dilihat secara langsung, tetapi tidak dapat  ditangkap dengan layar
Contoh:




                 Gambar . Bayangan maya yang terbentuk pada cermin cekung
Hubungan antara jarak titik fokus (f), jarak benda  (So) dan jarak bayangan (Si) secara matematis dinyatakan dengan persamaan:

dimana,   
 f = ½ R adalah jarak titik api (cm)
 So adalah jarak benda terhadap cermin (cm)
 Si  adalah jarak bayangan terhadap cermin (cm)
Apabila bayangan yang dihasilkan maya maka Si  dinyatakan dengan nilai negatif(-)
Rumus perbesaran bayangan:
 


dimana,
 M adalah perbesaran
 hi adalah tinggi bayangan
 ho adalah tinggi benda

4). Cermin Cembung
    Cermin cembung adalah benda yang terbuat dari kaca atau logam
dengan permukaan yang mengkilap dan melengkung keluar. Cermin cembung
bersifat menyebarkan sinar (divergen). Disebut cermin cembung karena bidang
pantulnya mempunyai permukaan melengkung keluar.
Cermin cembung juga mempunyai tiga sinar istimewa.
a. Sinar datang (jatuh) sejajar sumbu utama , dipantulkan seakan-akan berasal dari titik focus utama.
b. Sinar datang yang seakan-akan menuju titik api utama, dipantulkan sejajar sumbu utama 
c. Sinar datang yang seolah-olah menuju titik pusat kelengkungan (P)
dipantulkan berimpit, karena sinar datang ini tegak lurus terhadap cermin.
       Pada cermin cembung tidak ada pembagian ruang karena dimanapun benda diletakkan (didepan cermin) akan selalu membentuk bayangan maya.










Sifat bayangan yang terjadi adalah bayangan di belakang cermin, maya,
           tegak, diperkecil. Cermin cembung biasa dipakai sebagai kaca spion kendaraan.
Hubungan antara jarak titik fokus (f), jarak benda (So) dan jarak bayangan
(Si) secara matematis dinyatakan dengan persamaan:

Fhhggfg          hgtghhgygbytioryhjhu0pou     jhhikt8kt,yjhdimana,   
 f = ½ R adalah jarak titik api (cm)
 So adalah jarak benda terhadap cermin (cm)
 Si  adalah jarak bayangan terhadap cermin, dinyatakan dengan nilai negatif (cm)
Rumus perbesaran bayangan: